Politik memang menggelitik. Sebagian orang menganga dan
mengoceh panjang lebar berkata “AYOLAH TURUN KE JALAN!” Mereka mengenakan
berbagai metonimia sebagai hiasannya. Semua majas digunakan secara bersamaan.
Cover wajahnya menyatakan akan memulai suatu gerakan perubahan. Bukan sekedar
revolusi mental yang dijadikan visi pemerintahan. Banyak dari mereka bersandar
di sofa empuknya memegang gadget bersistem computerized sangat canggih. Tak
sedikit yang menge-tweet menulis berbagai ajakan dan orasi untuk memulai suatu
pekerjaan nyata. Tapi, nyatanya mereka hanya menggoreskan suatu
narasi-teori-hanya ilusi.
Politik bukan suatu hal yang licik. Mungkin mayoritas orang
menganggap politik merupakan permainan beberapa orang yang bersaing mendapatkan
kursi tanpa menghiraukan bertumpuk aspirasi. Semua analogi awal yang mereka
pahami seketika buyar karena kekuasaan yang berhasil mereka dapatkan. Dan detik
itu pula, karena perilaku suatu mahluk yang menyimpang. Menjadikan suatu pandangan
obyektifitas bahwasanya “POLITIK ITU MUNAFIK.”
Come on guys,
Kalian boleh membenci politik. Tapi, tetaplah peduli dengan politik. Karena politik yang menentukan jalannya semua kegiatan di bumi ini. Politik tidaklah busuk, hanya saja “ada” segelintir orang yang menyalah gunakan kepentingan politik. Karena mereka tak paham buat apa politik hadir di dimensi waktu.
Come on guys,
Kalian boleh membenci politik. Tapi, tetaplah peduli dengan politik. Karena politik yang menentukan jalannya semua kegiatan di bumi ini. Politik tidaklah busuk, hanya saja “ada” segelintir orang yang menyalah gunakan kepentingan politik. Karena mereka tak paham buat apa politik hadir di dimensi waktu.
Ada yang berpendapat, rakyat Indonesia enggan untuk turun di
jalan. Tapi, ketahuilah. Bukankah kalian akan melakukan suatu demonstrasi jika
suatu problema terjadi? Misal saja BBM dinaikkan, inflasi dimana mana, buruh
yang menjadi korban utama PHK. Kita akan turun tangan, jika ada suatu desakan.
Politik itu tidak Jahannam. Tinggal bagaimana kita sebagai
generasi muda menyelamatkan keutuhuan bangsa, kedaulatan negara dan kestabilan
sumber daya. Bagaimana kita mengadakan berbagai sanitasi untuk memberi suatu
solusi. Melakukan berbagai aksi signifikan untuk suatu perkembangan negeri.
Menyelamatkan budaya yang hampir dicongkel peng-imitasi tak punya hati.
Ini bukan suatu orasi untuk mengkampanyekan diri. Hanya sebagai
goresan hati tentang politik dan beberapa sifat politisi. Wahai Indonesia, aku
disini sebagai generasi yang kelak membangkitkan mu kembali, mengambil kejayaan
yang memang pantas untuk kita miliki.
NASIONAL-IS-ME
0 komentar:
Posting Komentar