Kamis, 12 Maret 2015

Ehm.

Hari ini memang tak terasa begitu berarti. Semua pencitraan manusia terus mengalir mengikuti derasnya hujan. Manusia berebut menengadahkan tangan. Bukan sekedar meminta pertolongan, namun yang lebih menyeramkan. Beradu ke-iba-an.

Tuhan.

Aku ingin menjadi pohon mahoni yang terus kekar disaat kemarau datang. Lebih berani disaat turunya hujan. Merah bagai sang api. Kuat bagai sang karang. Tak gentar bagai matahari.

Teruntuk manusia yang amat sangat berarti. Kutau kau bahagia dengan segala detik yang kau punyai. Yang dapat kuuntaikan hanya doa khusyu' dalam lantunan lisan dan gumaman hati. Terkadang gelimang cemas memang terus meresapi.
.
.
"Kamu dimana?"
"Kamu sama siapa?"
.
.
Aku tak berfikir dua kali untuk melakukan semua ini. Rasa gelisah, cemas, dan rindu yang terus bereaksi. Akan kulalui. Sekalipun sampai ajal nanti.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Viva La Vida Template by Ipietoon Cute Blog Design