Tak sepadan dengan yang aku mulai
Pembukaan si iftitah tak berarti
Bahkan dikatakan tak suci lagi
Ketika dibaca suatu ayat pembukaan
Seketika diri tak lagi merukuk khusyu'
Hanya bayang bayang semu yang selalu menghantu
Disaat ditutup dengan salam
Tangan sudah berada di kiri-kanan
Dia terenggut dalam tipis nya iman
.
.
Insan
.
.
Tak sadar bahwa ia dilanda kecemasan terbesar
Hanya obsesi dunia yang merimbun bak semak belukar
Dan merajut tebal memanjang, melebar
Sudahkah kalian bermuhasabah diri?
Bukankah kalian ingin menggenggam kebahagian hakiki?
Atau sekedar duniawi?
Wahai, manusia
Ingatlah,
Karena suatu saat nanti setiap mahluk akan mati.
Pembukaan si iftitah tak berarti
Bahkan dikatakan tak suci lagi
Ketika dibaca suatu ayat pembukaan
Seketika diri tak lagi merukuk khusyu'
Hanya bayang bayang semu yang selalu menghantu
Disaat ditutup dengan salam
Tangan sudah berada di kiri-kanan
Dia terenggut dalam tipis nya iman
.
.
Insan
.
.
Tak sadar bahwa ia dilanda kecemasan terbesar
Hanya obsesi dunia yang merimbun bak semak belukar
Dan merajut tebal memanjang, melebar
Sudahkah kalian bermuhasabah diri?
Bukankah kalian ingin menggenggam kebahagian hakiki?
Atau sekedar duniawi?
Wahai, manusia
Ingatlah,
Karena suatu saat nanti setiap mahluk akan mati.
0 komentar:
Posting Komentar