Kamis, 05 Maret 2015

Tertawa saja!

Janganjangan ini semua sekedar pengharapan. Janganjangan semua ini hanya ilusi semata. Janganjangan retorika itu hanya maya. Janganjangan rasa itu madafaka belaka.
.
.
.
Setelah lama kujabat tangan dengan sang angin. Memandang hayat si matahari yang gagah. Melebur bersama tanah nan suci. Mengalir merdu dengan gemercik air. Menghijau daun bersama sang akasia. Jam nol nol. Harga diriku dicuri oleh si perampok tak punya hati. Di jaman yang berderap ramai ini. Tak berjalan sama dengan hukum yang hakiki. Jiwa manusia menjadi sunyi. Ruh hati tegak berdiri, namun terbelenggu. Mengeringkan seisi-isi nya. Tak lupa jua kerongkongannya.

[PRE MOMENT]

Mulutnya ingin berbicara. Namun apa daya si sukma. Tak mampu lagi mengulanginya. Terus saja mengalir sampai jantung nya. Dan mendobrak segala aliran vena. Senja itu terkagum kagum oleh matahari yang terus membimbingnya. Menyapa disaat dia malang dilanda kegelisahan. Tak semua nya seperti itu bukan.

Bahkan disaat masa yang mulia pula. Kejadian itu tak semudah yang dibayangkan.
Ketika aku termangu menatap
Terduduk dan mangap.
Aku terbangun...........
Ternyata, ini bukan sekedar bunga mimpi.


Wahai manusia, selamat datang di jaman edan!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Viva La Vida Template by Ipietoon Cute Blog Design